Saturday 15 December 2012

KEJAWEN APA SEBENARNYA, TAK FAHAMLAH

KEJAWEN apa bendanya?
Banyak yang tak faham, terutama mereka yang berada di luar Jawa, bahkan orang Jawa sendiri pun tak faham.
Kejawen sebenarnya kepercayaan atau mungkin dikatakan sebagai  "agama" yang terutama dianut di Pulau Jawa oleh suku Jawa dan suku bangsa lain yang tinggal di Jawa.
Secara etimologi, kejawen dari kata Jawa, kaa benda yang bermaksud segala yang berkaitan dengan adat dan kepercayaan Jawa [kejawen]. Kejawen bersifat umum sebab bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Jawa. Kejawen juga merupakan bahagian daripada agama lokal Indonesia [oleh Greetz, Kejawen disebut "Agama Jawi."].
Justeru jangan hairan kalau penganut Kejawen dengan seenaknya "beribadah" mengikut cara leluhur mereka seumpama ada sekelompok kecil yang membawa keris untuk ritual tertentu di Candi Ceto misalnya. Kejawen dalam pendapat umum berasaskan seni, budaya, tradisi, ritual, sikap cita falsafah orang-orang Jawa, kerana ia juga mempunyai spiritualisasi suku Jawa yang khas.
Orang Jawa tidak menganggap Kejawen sebagai agama, tetapi sebagai cara pandang dan nilai-nilai yang disertai tindakan mirip ibadah. Ajaran tidak terpaku ketat tetapi ada konsep keseimbangan.
Bukan tidak ada kajian yang mengatakan bahawa Kejawen ini mirip dengan Konfusiusisme atau Taoisme, namun ajarannya berbeza.

SIMBOL
Di dalam dunia Kejawen ada semacam perlambangan yang selalu ada bagi menghidupkannya. Simbol-simbol dalam laku praktis Kejawen umpamanya mesti ada benda-benda mistik ini: keris, wayang, mantera dan penggunaan bunga-bunga yang simbolik. Hal ini menurut kajian telah mengasosiasikan Kejawen dengan amalan klenik dan perdukunan.
Ada juga yang mengatakan bahawa ajaran kejawen ini bervariasi, mengadopsi, mengadaptasi ajaran agama besar - hinddu, buddha, Islam dan kristian. Telah berlaku apa yang dinamai sebagai sinkretisme yang dianggap telah memperkaya cara pandang terhadap tentangan zaman yang berubah.
Jadi dalam kejawen ada berbagai aliran tertentu, antaranya yang terkenal ialah Padepokan Cakrakembang; Sumarah; Budi Dharma; Maneges dan ajaran Sabdapalon [Syeikh Siti Jenar].

Mutakhir, para dai di Jawa sudah berjaya mendidik golongan muda untuk menganalisis apakah pandangan budaya dan keyakinan Kejawen itu sesuai dan selaras dengan ajaran Islam yang syumul? Maka, telah berlaku anjakan paradigma di kalangan umat untuk mencari kejernihan. Fakta yang dibicarakan ini mungkin tidak tepat dan perlu diperbaiki. Insya-Allah. []

No comments:

Post a Comment